Berikut ini adalah 10 cerita horor terpopuler Indonesia yang pernah menjadi viral pada masanya. Kalo kamu orang yang pemberani, cerita horor ini pas banget buat mengisi waktu luangmu, hihihihi!
1. Dari lantai dua
Ketika aku masih kecil, keluargaku pindah ke sebuah rumah tua berlantai dua yang memiliki banyak kamar dan pintu-pintunya berderit keras. Kedua orangtuaku bekerja, sehingga aku sering di rumah sendirian sepulang sekolah.
Pada suatu sore aku pulang dan mendapati rumah masih gelap. Aku memanggil mamaku "Mama?" dan mendengar suara merdunya menjawab "Yaaa?" dari lantai dua. Aku panggil mama sekali lagi sambil menaiki tangga menuju lantai dua, hendak mencari di mana mamaku berada. Sekali lagi mama menjawab "Yaaa?" dengan suara yang lembut.
Karena belum terlalu lama pindah ke rumah itu, aku belum terlalu hapal dengan denahnya. Tetapi aku yakin suara mama berasal dari salah satu kamar kosong yang terletak di ujung lorong. Aku sempat merasa merinding, tapi kupikir itu hal yang wajar. Dan begitu aku bertemu mama nanti pasti perasaan itu akan hilang! Jadi aku segera menuju kamar di ujung lorong dan menggapai kenop pintunya.
Ketika baru akan memutar kenop pintu kamar itu, aku mendengar pintu depan rumah terbuka. Suara mamaku yang melengking ceria terdengar memanggil dari bawah "Nak, kamu sudah pulang duluan?"
Spontan aku terperajat! Melompat mundur dari pintu kamar kosong di depanku dan berlari kabur ingin menyambut mamaku yang ada di bawah! Namun selagi menengok ke belakang untuk terakhir kalinya, aku melihat pintunya terbuka sedikit dengan bunyi derit nyaring. Dan seseorang... tidak! Sesuatu, memandangiku dari celah pintu tersebut.
2. Yang mana?
Selagi mengecek putraku sebelum tidur, membenahi bantal dan selimutnya agar nyaman, anakku merengek. Katanya "Ayah, tolong periksa apakah ada hantu di bawah kolong tempat tidurku..."
Sambil tersenyum simpul, aku menuruti permintaannya dan menengok ke bawah kolong. Di bawah kolong aku menemukan sosok anakku, anak yang mirip persis dengan bocah di atas tempat tidur. Dia meringkuk menggigil di bawah sana sambil berbisik kepadaku "Ayah, tolong... di atas tempat tidurku ada hantu..."
3.Mimpi buruk
"Papa, aku mimpi buruk..."
Aku mengedipkan mata, berusaha mengusir kantuk yang menggelayutinya. Aku melirik jam dinding dan saat itu masih pukul 3 malam. "Kenapa, Nak? Sini naik, ceritakan mimpimu..."
"Tidak mau..."
Kejanggalan situasi itu membuatku terjaga penuh. Sosok pucat anakku samar-samar terlihat dalam kamarku yang gelap. "Kok tidak mau, Nak?"
"Karena dalam mimpiku, ketika aku menceritakannya kepada Papa, makhluk yang memakai kulit Mama itu bangun..." bisiknya lirih.
Hatiku mencelos, aku terkesiap. Selama beberapa saat aku mematung, jantung berdebar hebat, mataku tak bisa berhenti menatap nanar sosok anakku. Sedetik kemudian selimut di belakangku bergerak...
4.Slideshow
Saking senangnya, jariku gemetar saat membuka bungkus kamera yang kudapat dengan harga miring dari lelang di pasar online. Sebuah kotak dengan label pengiriman yang bertuliskan namaku. Gembiraku tak terbendung ketika menyadari kamera itu jauh lebih bagus dari harga yang aku bayarkan. Ah, tapi rupanya pemilik sebelumnya lupa melepas memory card kamera itu.
Sebelum mengirimkan email untuk memberi tahu bahwa memory card-nya masih tertinggal di kameraku, aku memutuskan untuk iseng melihat-lihat isi galeri foto yang sudah ada di dalamnya. Aku memasang mode slideshow dan satu per satu foto di dalamnya muncul dalam layar display.
Gambar pertama merupakan foto label pengiriman pada bagian depan paket, alamatnya ditujukan kepada seseorang. Namun foto berikutnya membuat kebingunganku berubah jadi ngeri, ada gambar mayat seseorang yang terbunuh dengan tragis. Foto ketiga kembali memuat foto label pengiriman, kali ini kepada alamat yang berbeda. Foto keempat lagi-lagi menunjukkan mayat orang lain yang dibantai dengan kejam. Begitu terus sampai foto ke sembilan...
Aku melihat foto label pengiriman pada bungkus paket yang dialamatkan kepada diriku sendiri.
6.Kontrakan angker
Dikisahkan, ada empat orang mahasiswa yang mengontrak sebuah rumah bertingkat di daerah Pakuncen, Yogyakarta. Ada empat kamar tidur di rumah itu, dua kamar di lantai atas dan dua di bawah. Sudah dua minggu keempat mahasiswa tadi tinggal di rumah itu.
Dari keempat mahasiswa itu ada satu orang yang sangat pemalas dan hobi tidur, yaitu Angga.Karena sulit dibangunkan, ia jadi sering bangun kesiangan dan melewatkan kuliah. Oleh sebab itu lama kelamaan teman-temannya menyerah membangunkan Angga.
Suatu hari, Ega, penghuni lantai dua sebelah kamar Angga bersiap untuk berangkat ke kampus. Ia membuka pintu kamar Angga dan melihatnya sedang tidur menghadap ke tembok.
“Ngga, bangun! Kuliah jam sembilan, cepat mandi nanti kutinggal lho!” kata Ega sambil mengenakan kemejanya. Ia kemudian keluar lagi dari kamar Angga untuk merapikan pakaian dan rambutnya.
Setelah rapi, Ega kemudian masuk kembali ke kamar Angga. Angga masih di posisi yang sama. Kali ini Ega mendekati kasur Angga, lalu menggoyang kasur temannya itu sambil berkata, “Bangun! Kuliah! Aku berangkat duluan lho!”
Angga tetap bergeming meski sudah digoyang-goyang tubuhnya. Tapi tidak ada tanda-tanda ia akan bangun. Ega yang menyerah kemudian turun ke bawah menuju garasi motor.
Saat Ega mengeluarkan motornya, tiba-tiba terdengar suara motor datang. Teman-teman sekontrakannya pulang, termasuk Angga. Ia pun heran dan bertanya, “Loh, kalian dari mana?”
Angga menjawab, “Kampus lah, kan kuliah tadi pagi. Kamu tadi sulit bangun, jadi kita tinggal.”
Ega mengeluarkan handphone untuk mengecek waktu, tertera di handphonenya waktu menunjukkan pukul 11.35 WIB. Ia kemudian masuk kembali ke rumah, menaiki tangga menuju kamarnya sambil berpikir, “Yah, ternyata aku yang kesiangan.”
Kemudian langkahnya berhenti saat melihat pintu kamar Angga yang masih terbuka. “Terus, siapa yang tadi hampir aku bangunkan ya?”
7.Ikut Shalat
Pada saat itu waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB, aku terbangun dari tidurku yang singkat. Kuingat sejak pulang sore tadi aku belum menunaikan ibadah sholat Isya dan melewatkan Maghrib. Memang hari ini sangat melelahkan, sebab aku harus menyelesaikan semua tugas ujian sebelum pulang ke rumah untuk menghabiskan libur semester.
Aku pun memaksa tubuhku yang masih lemas ini untuk berdiri. Kuambil air wudhu di kamar mandi yang terletak di ujung lorong asrama. Setelah itu, bersiap mengenakan mukena dan menggelar sajadah.
Setelah semuanya siap, kuucapkan takbir dan memulai sholat. Awalnya tidak ada hal yang aneh saat sholat, tapi pada duduk antara sujud di rakaat ketiga aku mendengar suara doa dalam sholat.
Kupelankan suara dan bacaanku lalu berfokus pada suara tersebut. Jika didengarkan, kemungkinan suara tersebut datang dari belakangku, seperti makmum. Saat itu, aku mengira itu adalah suara Ila, penghuni kamar depanku yang sering masuk tiba-tiba.
Untuk memastikan, kuintip makmum itu saat sujud. Meski tidak terlihat wajahnya, namun terlihat kain putih seperti rukuh sedang sujud di belakangku.
Kulanjutkan sholat seperti biasa. Tapi saat salam, aku terkejut karena tidak ada siapa pun di belakangku.
Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Aku keluar dan mengetuk kamar Ila, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamarnya. Bahkan, terlihat dari celah pintunya jika lampu di dalam mati.
Kuingat-ingat pembicaraan terakhirku dengannya sambil kembali ke kamar. Jika tidak salah Ila bilang akan pulang ke kampungya pagi ini. Kuambil handphoneku, buka kontak, lalu menghubungi Tamara, tetangga kamar sebelahku.
“Halo, Tam? Kamu di mana?” Tanyaku.
“Di rumah Din, aku kan tadi sore udah balik ke Pontianak.” Jawab Tamara. “Anak-anak pada balik hari ini kayaknya deh, kenapa?”
Shock, aku memutuskan panggilanku dengan Tamara. Kurasakan juga ada seseorang yang duduk di belakangku. Aku tidak berani menengok kebelakang, mulutku hanya komat-kamit membaca doa sambil memejamkan mata.
8.Pesan makanan
Pada tahun 1989, Kedai Kopi Chao di Hong Kong mengalami kasus yang aneh. Cerita itu bermula pada suatu malam ketika ada telepon yang meminta pesan antar. Lewat telepon, suara itu memesan empat porsi nasi sapi panggang dan diantar ke salah satu villa di Tai Po.
Saat pegawai Chao tiba, pemilik rumah hanya membuka celah pintu dan memberikannya uang. Makanan tersebut juga diminta untuk ditinggalkan saja di depan pintu. Tanpa rasa curiga, pegawai itu pun kembali dan meletakkan uang tersebut di laci kasir.
Setiap malam pada pukul 23.00 pemilik kedai biasanya datang untuk menghitung total pemasukan. Ketika ia membuka laci ia menemukan kertas mayat (kertas yang biasa dibakar saat pemakaman Tionghoa), di kasirnya.
Marah, esoknya ia bertanya pada para pegawainya. Tidak ada satu pun dari pegawai yang mengaku, bahkan mereka mengatakan jika tidak sampai hati melakukan bercandaan semacam itu.
Hari itu ada telepon lagi yang meminta pesan antar ke alamat yang sama di Tai Po. Malamnya, lagi-lagi sang bos menemukan kertas mayat di laci kasirnya. Hal yang sama berlangsung lagi keesokannya.
Bos itu mulai curiga dan berpesan pada anak buahnya, jika ada pesanan ke Tai Po ia yang akan mengantarkannya sendiri. Maka, ketika datang pesanan itu, ia kemudian menaiki sepeda motor dan mengantarnya sendiri.
Sama seperti pegawainya, ia juga diminta meninggalkan makanannya di depan pintu. Lalu lewat celah pintu uang itu disodorkan. Ia mengecek uang itu saat itu juga, namun tidak ditemukan hal yang aneh. Ia pun kembali dan menaruh uang tersebut di laci yang berbeda.
Esoknya, uang yang ada di laci berbeda itu berubah menjadi kertas mayat. Bos Chao pun menelpon polisi melaporkan kejadian tersebut. Polisi segera menyelidiki villa itu dan menemukan empat mayat manusia.
Forensik yang menyelidiki itu pun mengatakan bahwa keempatnya sudah meninggal lebih dari seminggu. Sementara, tidak ada tanda-tanda orang lain yang keluar atau masuk rumah itu.
9.Ibu
Seorang ibu bercerita tentang apa yang anaknya katakan pada seluruh keluarga. Anak berusia 3 tahun itu menceritakan pengalamannya menjadi neneknya di surga.
Ibu tersebut berkata,
“Ketika usia kehamilanku menginjak 5 minggu, ibuku meninggal secara tiba-tiba di hari ketika ia tahu bahwa aku sedang hamil. Saat itu usiaku 40 tahun. Anak di dalam kandunganku ini akan jadi cucu yang terakhir yang ia punya dari 21 orang cucu sebelumnya.
Kami berencana untuk memberikan kejutan tentang kehamilan ini pada ulang tahunnya yang ke 75. Sayangnya, seorang keponakan terlanjur membocorkan rahasia itu. Nenek meninggal setelahnya.
Ketika anakku sudah lahir dan berusia 4 tahun, kami berdua sedang melihat-lihat album foto keluarga. Selama ini, kami memang tidak pernah memiliki foto keluarga yang dipasang di rumah.
Malam itu, anak perempuanku mengambil tiga foto milik ibuku dan menempatkannya di kamar seolah itu adalah fotonya sendiri. Padahal, dia tidak pernah melihat foto-foto ibuku sebelumnya.
Aku bertanya padanya mengapa dia mengambil foto-foto tersebut.
Jawabannya membuatku merinding. Karena dia bilang, “karena aku terlihat cantik.”
10. Besok kan ketemu nenek?
Nenekku meninggal karena kanker pada bulan Februari 2012. Seluruh keluargaku hadir di rumah kakek nenekku untuk menenangkan satu sama lain. Satu malam sebelum acara doa memperingati kematiannya, sepupuku yang berusia 4 tahun mengatakan sesuatu pada kakekku, "Selamat malam, Kakek! Jangan sedih gitu dong. Besok kan bakal ketemu nenek!" Kami semua mendengar dan mengira bahwa kami semua memang akan bertemu memperingati kematian nenek. Ternyata kakek meninggal keesokan paginya.
c11b7714959c7f224f9d1481971ba5b0f58fc945d64a440d16
Lumayan..
creepy anjirr